oleh

Adakah Hubungan Antara Gemar Konsumsi Makanan Renyah dengan Kondisi Kesehatan?

image_pdfimage_print

Kabar6-Apakah Anda termasuk orang yang gemar mengonsumsi makanan atau camilan renyah? Ternyata, pilihan makanan dan kegemaran mengonsumsi makanan renyah berkaitan dengan kondisi kesehatan mental Anda yang sesungguhnya.

Menurut Linda Spangle, RN, MA, seorang spesialis penurunan berat badan dan penulis Life is Hard, Food is Easy: The 5-Step Plan to Overcome Emotional Eating and Lose Weight on Any Diet, melansir WebMd, makanan renyah berkaitan dengan sisi emosional. Selain karena lapar, orang-orang memang bisa menyantap banyak makanan, terutama makanan bertekstur renyah, hanya karena merasa stres, bosan, dan depresi pada periode waktu tertentu.

Disebutkan, suasana hati seperti bosan, sedih, dan marah memang bisa mengubah pola makan seseorang, dalam hal ini meningkatkan frekuensi, porsi, dan menentukan jenis makanannya.

Jadi bukan tidak mungkin orang yang kondisi emosinya sedang tidak baik pun mengalami kegemukan atau obesitas. Sementara pilihan makanan cenderung berkolerasi dengan jenis emosi yang dialami.

Dengan kata lain, jenis makanan yang diidam-idamkan mencerminkan kondisi emosi Anda yang sebenarnya. Jika yang Anda idam-idamkan adalah makanan yang bertekstur renyah, artinya Anda sedang merasa lapar karena emosi. Kondisi ini disebut lapar kepala atau juga biasa disebut lapar palsu. Hal ini disebabkan dorongan nafsu makan terhadap kedua jenis makanan tersebut berasal dari stres, kemarahan, frustasi, dan kepanikan.

Tak hanya disebabkan oleh kondisi emosional yang sedang buruk, ada hal lain yang dapat memicu terjadinya lapar palsu, yaitu kurang tidur, kekurangan mikronutrien, dan kurang serat.

Saat Anda kurang tidur, kadar hormon leptin, yakni hormon yang menandakan rasa kenyang akan menurun. Sedangkan kadar hormon ghrelin sebagai penanda rasa lapar meningkat, sSehingga usai begadang, biasanya orang cenderung mencari makanan dalam jumlah banyak yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan.

Orang yang kekurangan salah satu mikronutrien, misalnya magnesium, juga dapat merasa lapar terus-menerus. Ketika asupan serat juga juga belum terpenuhi, pada akhirnya hal tersebutlah yang akan membuat Anda mengalami lapar palsu.

Jadi gemar mengonsumsi makanan renyah berkaitan dengan kesehatan mental atau emosi seseorang. Tak heran, konsumsi makanan renyah secara berlebihan menandakan lapar palsu yang disebabkan oleh kebosanan, stres, marah, sedih, atau bahkan depresi. ** Baca juga: Sejumlah Alasan Seseorang Takut Naik Pesawat

Jika Anda mengalaminya, abaikan rasa lapar palsu dengan kegiatan lain, dan hindari menyimpan sejumlah camilan asin yang renyah agar tidak tergoda mengonsumsi makanan tidak sehat tersebut.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email