oleh

Ada Alasan Ilmiah Cinta Itu Buta

image_pdfimage_print

Kabar6-Anda tentu pernah mendengar istilah ‘cinta buta’. Ya, cinta buta membuat seseorang menjadi berlebihan, yang biasanya tidak berujung baik.

Cinta buta bisa terjadi pada siapa saja, bahkan untuk orang yang tak ingin berpacaran pun bisa sekali jatuh cinta kepada seseorang yang baru dilihatnya.

Namun tahukah Anda, melansir Pesona, ternyata ada alasan ilmiah di balik cinta buta. Menurut penelitian seorang profesor neuroestetika dari University College London, ketika jatuh cinta, beberapa area otak yang berfungsi membentuk rasa takut akan dinonaktifkan. Akibatnya, Anda merasa baik-baik saja saat berdekatan dengan si dia, bahkan meskipun dia seorang penjahat.

Apabila sudah pada tahap yang lebih ‘parah’, Anda juga tidak akan menyadari jika sudah disakiti, misalnya dia hobi selingkuh, Anda malah akan menganggap pasangan melakukan perselingkuhan karena kecewa dengan sikap Anda.

Cinta buta justru memberi kesan kalau dia selalu tampil bak pangeran tanpa cela. Efek cinta buta yang paling menyebalkan adalah Anda akan kebal terhadap saran atau kritik yang menjelek-jelekkan dia.

Pasalnya, otak bagian depan yang bertugas melakukan penilaian akan tertutup. Hal ini membuat Anda tak akan mendengarkan masukan dari orang terdekat sekalipun.

Pengaruh hormon vasopressin juga cukup besar ketika jatuh cinta. Saat hubungan sudah terjalin lama, Anda akan semakin sulit melepaskan diri dari pria itu.

Alasannya memang ilmiah, hormon vasopressin memicu munculnya perasaan ingin selalu menjaga dan melakukan yang terbaik bagi pasangan. ** Baca juga: Konsumsi Pisang Baik untuk Diet?

Pernahkah Anda terjerat cinta buta? (ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email