oleh

Abbas Waseh: Soal Penerus, Sultan Yogyakarta Tidak Arogan

image_pdfimage_print

Kabar6-Kesultanan Banten menyatakan sikap keprihatinan, terkait kisruh dawuh (perintah) dan sabda (ucapan) Sri Sultan Hamengkubuwono X, pada Kesultanan Yogyakarta.

 

Meskipun demikian, Abbas Waseh, salah satu keturunan Kesultanan Banten, mengatakan bahwa Sri Sultan Hamengkubuwono X bukanlah sosok yang arogan.

 

“Sultan Yogya tidak arogan, keluarga juga tidak arogan. Musyawarah Insha Allah selesai dengan baik, husnul khotimah,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui Blackberry Massanger, Jumat (08/5/2015).

 

Diketahui sebelumnya, dalam Sabda Raja pada 5 Mei, Sultan Hamengkubuwono X  mengubah gelar putri sulungnya dari Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pembayun menjadi GKR Mangkubumi, yang merupakan gelar untuk putri mahkota atau penerus Sultan.

 

Penyelesaian secara musyawarah diperlukan karena dawuh dan sabda yang dikeluarkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwonon X tersebut hanya diperuntukkan bagi internal kesultanan Yogyakarta. ** Baca juga: 450 Peserta Meriahkan Porseni V Perpamsi Banten di PDAM TKR

 

Abbas Waseh pun berharap agar pihak luar dapat menahan diri untuk tidak ikut campur dalam persoalan keluarga Sultan agar permasalahan internal Kerajaan Mataram tersebut tidak semakin keruh.

 

“Sabda dan dawuh Sultan itu berlaku untuk internal keluarga, tidak untuk umum. Maka penyelesaiannya juga internal keluarga,” terangnya.

 

Selain itu, dirinya juga berharap hal itu bukan awal kehancuran kerajaan Mataram, agar Kesultanan Yogyakarta yang merupakan keturunan Kerajaan Mataram tetap berdiri utuh dan terhindar dari gonjang-ganjing.

 

“Terkait dengan tanda-tanda Mataram runtuh mungkin. Tapi semuanya kita serahkan kepada Allah SWT,” tegasnya. (tmn/din)

Print Friendly, PDF & Email