oleh

Abaikan Saran Dokter, Seorang Suami di Tiongkok Paksa Istri Lahirkan Bayi Seberat 4,6 Kg Secara Normal

image_pdfimage_print

Kabar6-Meskipun dokter telah menyarankan oerasi cesar, seorang wanita di Kota Qujing, Tiongkok, bernama Liu Hong Quong terpaksa melahirkan bayi seberat 4,6 kg melalui persalinan normal.

Rupanya, suami Quong bersikeras agar sang istri melahirkan secara normal. Kisah berawal ketika Quong, melansir blogtuan, yang tengah hamil tua berkonsultasi ke dokter, yang kemudian menyarankan wanita itu untuk menjalani operasi cesar lantaran ukuran bayinya lumayan besar, sementara tubuh Quong terbilang kecil.

Dokter khawatir bisa terjadi komplikasi kesehatan jika memaksakan diri untuk melahirkan lewat persalinan normal. Sayangnya, suami Quong menolak saran itu karena operasi cesar disebut mahal dan berbahaya.

Akhirnya, Quong pun melahirkan bayi laki-laki berbobot 4,63 Kg yang kemudian diberi nama Luteng. Namun semuanya berubah ketika kondisi kesehatan Luteng memburuk pasca kelahiran. Satu bulan setelah dilahirkan, Luteng selalu gelisah lebih dari biasanya. Ia juga sering sakit demam, diare, dan muntah-muntah.

Dokter mendiagnosis Luteng dengan infeksi adenovirus parah sehingga harus dirawat di rumah sakit di Shanghai. Biaya perawatan Luteng mencapai sekira Rp180 juta. Quong dan suaminya terpaksa menggunakan seluruh tabungan mereka demi membayar biaya perawatan Luteng. Quong juga mulai menyadari anaknya kesulitan bergerak dan ‘lambat’ seperti tanpa tenaga.

Bocah itu seakan-akan memiliki gejala disabilitas intelektual. Setelah dilarikan ke rumah sakit, Luteng ternyata mengidap Atrofi otak (penyusutan massal atau sel saraf otak) dan hemiplegia. Sementara hemiplegia adalah kondisi kelumpuhan atau kehilangan kemampuan otot untuk bergerak.

Keduanya bisa disebabkan oleh berbagai macam hal. Dalam kasus Luteng sendiri, dokter menyimpulkan bahwa hal ini disebabkan karena proses kelahirannya dulu.

Luteng kemungkinan besar mengalami tekanan berlebihan pada sarafnya ketika sang ibu mengalami eclampsia (kejang). Dokter hanya bisa menyarankan perawatan berupa rehabilitasi bertahap. Quong dan suaminya pun mengaku sangat menyesal atas semua yang terjadi.

Nasi sudah menjadi bubur.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email