oleh

86 Persen Keluarga di Lebak Berisiko Stunting

image_pdfimage_print

Kabar6-Stunting menjadi salah satu masalah yang menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak. Upaya untuk menekan angka gangguan pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi kronis ini terus dilakukan.

Dari hasil pemetaan yang dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Banten, ada 8 kecamatan di kabupaten tersebut yang punya jumlah kasus Stunting terbanyak, yaitu, Bojongmanik, Cigemblong, Cimarga, Cijaku, Lebak Gedong, Muncang, dan Wanasalam.

Kepala Perwakilan BKKBN Banten, Dadi Ahmad Roswandi, menyebut, banyak faktor yang jadi penyebab Stunting di Lebak. Di antaranya kurangnya sumber air minum memadai hingga sanitasi yang baik.

Angka anak penderita Stunting di Kabupaten Lebak disebut mencapai 27 persen, dan 86 persen keluarga masuk kategori berisiko Stunting.

“Di Lebak itu ada 27,3 persen anak yang menderita stunting, juga ada sekitar 86 persen keluarga berisiko. Di Banten ada sekitar 77.000 keluarga yang minum air minum tidak layak. Jadi misalkan dia air minumnya dalam sumur, atau sungai yang tercemar. Tentunya itu akan berdampak pada kesehatan warga,” papar Dadi.

**Baca juga:30 Persen Pasien Dirawat di RSUD Adjidarmo Berasal dari Luar Lebak

Lanjut Dadi, pihaknya terus mendorong kepada para kepala Daerah di Banten untuk memberikan inovasi-inovasi dalam mengentaskan Stunting. Ia memuji inovasi program Jumat Serius alias Seribu hari untuk Stunting yang mana para ASN memberikan donasi setiap hari Jumat untuk memenuhi gizi para penderita Stunting.

“Kami juga mendorong program Jumat Serius itu untuk diterapkan di daerah lain. Di Lebak kita berharap Pemkab bisa mengaktifkan lahan-lahan subur yang kini kondisinya banyak yang tidur, saya berpikir hal itu bisa mengatasi permasalahan Stunting dengan terisinya gizi masyarakat. Karena bergizi itu tidak harus mahal, bergizi itu bisa memanfaatkan panganan lokal,” terangnya.(Nda)

Print Friendly, PDF & Email