oleh

784 Siswa di Lebak Ikuti Kompetisi Sains Madrasah, Begini Harapan Kemenag

image_pdfimage_print

Kabar6-Sebanyak 784 siswa mengikuti Kompetisi Sains Madrasah tingkat Kabupaten Lebak. Kompetisi dimulai hari ini berlangsung hingga 15 Agustus 2022.

Ratusan siswa peserta kompetisi tersebut berasal dari 181 madrasah. Pelaksanaannya dilakukan di 18 titik kelompok kerja madrasah (KKM) di Kabupaten Lebak.

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lebak, Badrusalam, mengatakan, kompetisi sains diharapkan dapat mendorong siswa menjadi kreatif dan inovatif

“Juga terus memotivasi mereka untuk terus belajar ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),” kata Badrusalam, di MTs Negeri 2 Lebak, Kamis (11/8/2022).

“Saya harap lewat kompetisi sains madrasah menjadi wadah para siswa untuk menunjukkan kemampuan terbaik agar menjadi siswa yang berprestasi,” sambung Badrusalam.

Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Lebak, Humaedi Hakim, menambahkan, kompetisi sains ini menjadi momentum yang sakral dan kebahagiaan.

“Ini dimaknai menjadi mercusuar semangat dan pergerakan yang harus disambut dengan positif. Junjung sportivitas, solidaritas antar madrasah negeri dan swasta menjadi satu komando dalam bingkai kebersaman,” tutur Humaedi.

Ia juga berharap, melalui kompetisi tersebut, dapat melahirkan siswa uang berahlakul Karimah serta menunjukkan bahwa madrasah terdepan.

“Kita harus bangkit untuk menjadikan madrasah menjadi juara dan Lebak diperhitungkan di tingkat provinsi dan nasional kita mampu bersaing menjadi juara,” kata dia.

**Baca juga: Dua Ekor King Cobra Muncul di Ranau Estate Lebak, Satu Ditangkap Tim Damkar

Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Banten, Nanang Faturochman, menuturkan, masyarakat menyimpan harapan besar kepada madrasah dapat memberikan benteng ilmu agama dan teknologi.

“Madrasah sekarang menjadi kelas yang tertinggi di kelasnya, madrasah masih konsisten dan dengan cikal bakal pendidikan pembentukan karakter bangsa ini dgn nilai keislaman dan mengedepankan kualitas. Kompetisi sains sebagai wahana ajang budaya kompetisi dengan konteks nilai-nilai Islam,” papar Nanang.(Nda)

Print Friendly, PDF & Email