oleh

6 Wartawan Ditangkap Usai Rekaman Presiden Sudan Selatan Ngompol ‘Bocor’ ke Media Sosial

image_pdfimage_print

Kabar6-Pasukan keamanan Sudan Selatan menangkap sebanyak enam wartawan usai rekaman Presiden Salva Kiir (71) yang tampak mengompol mulai beredar di media sosial, meski tidak ditayangkan di televisi.

Dalam rekaman video tersebut, melansir Mirror, tampak ‘noda hitam’ menyebar di sekitar celana abu-abu Presiden Kiir, saat pria itu berdiri untuk menyanyikan lagu kebangsaan dalam sebuah acara komisioning jalan Desember tahun lalu. Presiden Persatuan Wartawan Sudan Selatan, Patrick Oyet, mengatakan bahwa wartawan dari Perusahaan Penyiaran Sudan Selatan (SSBC) milik pemerintah ditahan beberapa waktu lalu.

“Mereka diduga mengetahui bagaimana video Presiden buang air kecil sendiri keluar,” kata Oyet. ** Baca juga: Tak Jaga Keseimbangan, Jasad Jatuh dari Peti Mati Saat Tarian Perpisahan di Ghana

Diungkapkan Oyet, wartawan yang ditahan adalah operator kamera Joseph Oliver dan Mustafa Osman, editor video Victor Lado, kontributor Jacob Benjamin, kemudian Cherbek Ruben dan Joval Toombe dari ruang kontrol. “Kami prihatin karena mereka yang ditahan sekarang telah ditahan lebih lama dari yang diatur undang-undang,” ujar Oyet.

Di bawah hukum Sudan, pihak berwenang hanya diperbolehkan menahan tersangka selama 24 jam sebelum membawa mereka ke hadapan hakim. Seorang juru bicara Komite Perlindungan Wartawan, Muthoki Mumo, mengatakan bahwa penangkapan itu cocok dengan pola petugas keamanan yang melakukan penahanan sewenang-wenang setiap kali pejabat menganggap liputan tidak menguntungkan.

“Pihak berwenang harus membebaskan enam karyawan SSBC ini tanpa syarat dan memastikan bahwa mereka dapat bekerja tanpa intimidasi lebih lanjut atau ancaman penangkapan,” tambahkan Mumo.

Sementara itu, Menteri Penerangan Sudan Selatan, Michael Makuei, menerangkan kepada jaringan baru radio Amerika Serikat (AS), Voice of America, masyarakat harus menunggu untuk mengetahui mengapa para wartawan itu ditahan.

Diketahui, Sudan Selatan adalah negara baru di Afrika dengan Kiir menjadi presiden pertamanya pada 2011. Sejak itu, Sudan Selatan menghadapi serangkaian krisis termasuk kekacauan politik, bencana alam, dan kelaparan.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email