oleh

6 Jenis Makanan yang Berikan Efek Negatif pada Otak

image_pdfimage_print

Kabar6-Semua fungsi tubuh bergantung pada fungsi otak. Karena itulah, penting untuk Anda tetap menjalankan pola hidup sehat, termasuk menjaga asupan nutrisi harian dan rutin berolahraga.

Di sisi lain, ada sejumlah makanan dapat memengaruhi fungsi otak secara negatif, termasuk ingatan, suasana hati, dan peningkatan risiko kondisi seperti demensia. Melansir Viva, ini enam jenis makanan yang berikan efek negatif pada otak Anda:

1. Minuman manis
Minuman manis seperti soda, jus, minuman berenergi dan sejenisnya, akan memperluas lingkar pinggang Anda, meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Tidak hanya itu, minuman tadi juga memiliki efek negatif pada otak Anda. Diabetes tipe 2 telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit Alzheimer.

Sebagian besar minuman manis mengandung fruktosa tinggi, yang terkait dengan obesitas, tekanan darah tinggi, lemak darah tinggi, dan disfungsi arteri. Aspek-aspek sindrom metabolik ini dapat menyebabkan peningkatan risiko demensia. Diet tinggi gula dapat menyebabkan peradangan otak dan gangguan memori.

2. Alkohol
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat memiliki efek samping yang serius pada otak. Penggunaan alkohol kronis dapat menyebabkan pengurangan volume otak, perubahan metabolisme, dan gangguan neurotransmiter.

Orang yang terlalu banyak mengonsumsi alkohol sering kekurangan vitamin B1, dapat menyebabkan gangguan otak yang disebut ensefalopati Wernicke, yang pada gilirannya dapat mengembangkan sindrom Korsakoff. Sindrom ini dapat menyebabkan kerusakan parah pada otak, termasuk kehilangan ingatan, gangguan penglihatan dan kebingungan.

3. Ikan tinggi merkuri
Merkuri adalah logam berat dan racun neurologis yang dapat disimpan lama di jaringan hewan. Ikan predator berumur panjang rentan terhadap akumulasi merkuri dan membawa jumlah lebih dari 1 juta kali konsentrasi air di sekitarnya.

Apabila seseorang menelan merkuri, itu menyebar ke seluruh tubuh mereka, terkonsentrasi di otak, hati, dan ginjal. Pada wanita hamil, itu juga terkonsentrasi di plasenta dan janin. Toksisitas merkuri dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat dan neurotransmiter, yang mengakibatkan kerusakan otak.

Ikan dengan merkuri tinggi antara lain hiu, ikan todak, tuna, mackerel dan tilefish. Meskipun aman untuk mengonsumsi dua hingga tiga porsi ikan dengan merkuri rendah per minggu.

4. Makanan tinggi olahan
Makanan yang diproses sangat tinggi dengan gula, ditambahkan lemak dan garam. Makanan ini termasuk keripik, permen, popcorn microwave, saus, dan makanan siap saji.

Makanan-makanan ini tinggi kalori dan rendah nutrisi, yang dapat menyebabkan obesitas dan berdampak negatif pada otak. Sebuah penelitian kecil yang dilakukan terhadap 243 orang menemukan bahwa lemak di sekitar organ berhubungan dengan kerusakan jaringan otak.

Studi lain menemukan, diet tinggi bahan-bahan yang tidak sehat mengakibatkan rendahnya tingkat metabolisme gula di otak dan penurunan jaringan otak. Dua faktor itulah yang menjadi penanda penyakit Alzheimer.

Sebuah studi yang dilakukan pada 18.080 orang menemukan bahwa diet tinggi makanan olahan dan gorengan dikaitkan dengan skor yang lebih rendah dalam pembelajaran dan memori.

5. Makanan lemak tinggi
Lemak trans adalah lemak tak jenuh yang dapat berdampak buruk pada kesehatan otak Anda. Lemak trans yang ditemukan secara alami dalam produk hewani seperti susu dan daging tidak menjadi masalah. Ini adalah trans fat berbasis industri, juga disebut minyak sayur terhidrogenasi, yang bisa menjadi masalah.

Studi-studi telah menemukan bahwa orang-orang yang mengonsumsi jumlah lemak trans yang lebih tinggi berada pada peningkatan risiko penyakit Alzheimer, volume otak yang lebih rendah, memori yang lebih buruk dan penurunan kognitif.

Diet tinggi asam lemak omega-3 dapat membantu melindungi terhadap penurunan kognitif. Anda dapat meningkatkan jumlah omega 3 dalam diet dengan mengonsumsi makanan seperti ikan, kenari, dan biji rami.

6. Karbohidrat olahan
Karbohidrat olahan termasuk gula dan biji-bijian olahan seperti tepung putih. Karbohidrat olahan memiliki indeks glikemik yang tinggi, yang berarti mereka dicerna dengan sangat cepat, menghasilkan lonjakan gula darah secara tiba-tiba.

Makanan yang memiliki indeks glikemik telah ditemukan berdampak pada fungsi otak. Penelitian telah menemukan bahwa orang yang mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula rafinasi memiliki daya ingat yang lebih buruk. ** Baca juga: Gen Jadi Salah Satu Faktor yang Pengaruhi Berat Badan

Studi lain menemukan, lansia yang mengonsumsi lebih dari 58 persen kalori hariannya dari karbohidrat memiliki dua kali lipat risiko gangguan mental ringan dan demensia.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email