oleh

5 Negara dengan Cara Unik Bangunkan Orang Sahur

image_pdfimage_print

Kabar6-Sebelum menjalankan ibadah puasa sepanjang hari hingga azan Maghrib berkumandang, umat Islam tentu akan sahur terlebih dahulu yang juga sering disebut sarapan yang dipercepat.

Bagi sebagian orang, bangun untuk sahur menjadi ‘perjuangan’ sendiri, karena saat itu mata masih saja ingin terpejam. Nah, di beberapa negara ada tradisi unik untuk membangunkan orang sahur, sama seperti yang dilakukan masyarakat Indonesia. Melansir Akurat, berikut lima tradisi sahur unik dari berbagai negara:

1. Mesaharaty, Mesir
Mesaharaty dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai ‘pemanggil sebelum fajar’. Dalam tradisi ini, seorang laki-laki dengan pakaian tradisional Mesir akan berjalan mengelilingi desa serta kota pada dini hari. Ia akan memainkan drum dan menyanyikan lagu-lagu religi untuk membangunkan orang agar sahur.

Beberapa desa di Mesir menyebut Mesaharaty dengan istilah lain, yaitu ‘Al-Tabbeil’ atau si penabuh drum. Berbeda dengan Mesaharaty, Al-Tabbeil akan berjalan mengelilingi desa sambil bermain drum kemudian mengetok-ngetok pintu rumah dan memanggil nama para penghuninya untuk bangun dan sahur.

2. Seheriwalas, India
Seheriwalas dilakukan dengan berjalan mengelilingi kota di waktu sahur sambil menyanyikan lagu-lagu pujian kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, untuk membangunkan orang agar melaksanakan ibadah sahur.

Berbeda dengan Mesaharaty, para Seheriwalas akan mulai mengelilingi kota atau desa sekitar pukul 02.30 sambil membawa tongkat. Tongkat ini kemudian digunakan Seheriwalas untuk mengetok pintu-pintu serta dinding rumah penduduk agar bangun. Meskipun tradisi ini sudah mulai jarang ditemui, di kota Old Delhi, India, Seheriwalas masih dilaksanakan.

3. Davuls, Turki
Di Turki ada sekira 2.000 davuls atau drum khas Turki akan dibunyikan di segala penjuru kota untuk membangunkan orang agar melaksanakan ibadah sahur. Karena budaya memainkan drum selama sahur sudah mulai ada sejak kekaisaran Ottoman, para pemain drum tersebut akan mengenakan pakaian tradisional kekaisaran Ottoman setiap kali mereka bertugas membangunkan warga untuk sahur.

Sebagai imbalannya, para warga muslim Turki biasa memberikan tip. Bahkan, tidak jarang warga muslim tergerak untuk mengundang para drummer tersebut untuk ikut makan sahur sebagai balasan karena sudah dibangunkan untuk sahur.

4. Lodra, Albania
Komunitas muslim Albania, terutama warga muslim di Kota Shkodra akan turun ke jalan-jalan sambil memainkan lodra, drum yang terbuat dari kulit domba atau kambing. Warga muslim yang lain akan mengundang para ‘pembangun sahur’ ini ke rumah mereka untuk memainkan balada tradisional bersama-sama.

Tidak jarang para pemain lodra ini juga mendapatkan sejumlah uang atau tawaran untuk makan sahur bersama-sama dari warga muslim lainnya. Tradisi ini tidak hanya dilakukan menjelang sahur, tetapi juga ketika memasuki waktu berbuka puasa.

5. Nafar & Tebbal, Maroko
Ada dua jenis ‘pembangun sahur’ di Maroko, yaitu Nafar dan Tebbal. Nafar berbeda dengan Tebbal. Orang yang bertugas sebagai Nafar, akan membangunkan sahur dengan cara meniup sejenis terompet kecil. Sementara, Tebbal menggunakan drum untuk membangunkan orang untuk sahur.

Nafar atau Tebbal dipilih langsung oleh komunitas-komunitas lokal di Maroko. Naftar dan Tebbal ini mengenakan pakaian tradisional yang disebut gandora, serta memakai sandal. Mereka akan mulai turun ke jalan-jalan sembari menyembunyikan terompet serta drum. ** Baca juga: Icip-icip Takjil Khas di Beberapa Negara

Tradisi yang harus dilestarikan.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email