Hal ini didasari karena pentingnya teknologi cahaya dan optik untuk kehidupan kita sehari-hari, untuk masa depan dan kemajun masyarakat. Maka dipandang perlu membuat momentum untuk menginspirasi, mendidik, dan membuat jaringan masyarakat dalam skala global (dunia).
Terkait dengan itu, ICTP dan UNESCO memberi kepercayaan kepada Indonesia untuk merayakan Tahun Internasional Cahaya 2015 menyelenggarakan workshop atau lokakarya tentang Pembelajaran Aktif Optik dan Photonics (Active Learning in Optics and Photonics, ALOP).
Kegiatan yang diselenggarakan di Puspiptek BATAN, Serpong Tangerang Selatan mulai 23-27 Maret 2015 tersebut, diikuti oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Center Young for Scientist (CYS), serta didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. ** Baca juga: Gerakan Nasional Bebas Karies di Tarakanita Gading Serpong
“Pesertanya ada sekitar 30 orang guru dan dosen se-Indonesia yang telah lulus seleksi, di antaranya bertempat tinggal tidak jauh dari lokasi workshop dan harus lancar dalam berbahasa Inggris. Workshop akan diselenggarakan selama satu minggu dengan menghadirkan pakar UNESCO dari berbagai negara, di antaranya Prof. David Sokoloff – University of Oregon, USA, Prof. Vengu Laksminarayanan dan Soud Lahmar University of Tunisia, Prof. Ivan Culaba Ateneo de Manila University, Filipina dan Prof. Alex Mazzolini – Swinbume University,” tutur M. Qudrat Nugraha, Pg.D., MBA., SekJen Persatuan Guru Republik Indonesia.
Workshop ALOP adalah yang pertama diselenggarakan di Indonesia. BATAN diberi kepercayaan meniadi host organizer of ALOP lndonesia 2015 karena memiliki sarana dan prasarana yang layak memadai dan untuk pelaksanaan workshop, serta berpengalaman dalam penyelenggaraan event International.
“Pemilihan lokasi di Puspiptek Serpong cukup strategis karena dekat dengan berbagai fasilitas penelitian, termasuk reaktor GA. Sywabessy, fasilitas pengolahan limbah radio aktif dan lain sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa BATAN sangat terbuka dan turut serta dalam mencerdaskan bangsa, serta mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia,” ujar Djarot Sulistio Wisnubroto, Kepala BATAN yang juga hadir dalam acara pembukaan Workshop ALOP Indonesia 2015, (23/3/2015).
Sementara itu, Prof. Dr. Evvy Kartini, peneliti BATAN mengatakan bahwa materi workshop akan diberikan dalam format teori dan praktikum tentang konsep cahaya dan optik, lensa, sistem transmisi data (teknologi berbasis cahaya). Peserta akan dikenalkan tentang teknologi terkait yang digunakan dan. dikembangkan khususnya di BATAN.
“Workshop ini sangat penting dalam meningkatkan keterampilan para akademisi dan guru, terutama dalam penggunaan pengajaran metode pada tingkat praktek yang terbaik di dunia.
Dengan kata lain, workshop ALOP di Indonesia 2015 memberikin kontribusi yang signifikan untuk meningkatkan pendidikan sistem dan pelatihan guru di Indonesia,” ungkap Evvy.(asri)