oleh

30 Calon Anggota KPU Lebak Dinyatakan Lulus Tes

image_pdfimage_print

Kabar6-Sebanyak 30 dari 40 calon anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Lebak periode 2019-2024 dinyatakan lolos tes tertulis dengan menggunakan metode computer assisted test (CAT) yang dilaksanakan, Senin (19/11/2018).

Anggota Timsel KPU Lebak, Yudi Juniardi mengatakan, ada seratus soal yang harus dijawab peserta dengan waktu 90 menit.

“Tentang kepemiluan, kebangsaan dan integritas,” kata Yudi melalui pesan WhatsApp.

Tiga puluh calon anggota KPU yang lolos CAT selanjutnya akan menjalani tes psikologis pada tanggal 21 November 2018 di Universitas Indonesia (UI) Depok.

“Siapkan stamina dan mental agar saat tes fit dan lancar,” pesan Yudi.

Dari 30 calon yang mengikuti tes psikologis akan diambil 25 orang untuk mengikuti tes kesehatan pada tanggal 29 November dan wawancara pada tanggal 7 Desember.

Terpisah, Wakil Ketua Bidang Bappilu DPD Partai NasDem Kabupaten Lebak, Lita Mulyati berharap, 30 calon anggota KPU Lebak yang lolos ke tes selanjutnya bersih dari isu-isu peserta titipan.

Hal tersebut agar KPU sebagai penyelanggara Pemilu bisa bekerja profesional dan berintegritas.

Lita mengingatkan, tugas KPU pada Pemilu 2019 akan sangat berat karena dua penyelenggaran yang diselenggarakan sekaligus yakni Pilpres dan Pileg.

Sosialisasi yang harus dilakukan dengan masif kepada masyarakat mengenai surat suara dan tata cara memilih menjadi salah satu catatan penting.

“KPU harus lebih gencar melakukan sosialisasi, salah satunya mengenai lima surat suara yang akan diterima oleh pemilih itu kan tingkat kesulitannya lebih tinggi meskipun sekarang setiap TPS jumlah DPTnya dikurangi,” kata Lita.

Sosialisasi terutama kepada pemilih pemula menjadi sangat penting untuk mendorong partisipasi pemilih di Lebak meningkat.

Lita juga menyoroti persoalan hari pencoblosan Pemilu 2019 yang kembali jatuh di hari kerja, Rabu 17 April 2019.

Meski nantinya akan menjadi hari libur, namun berkaca pada Pilkada serentak 2018 yang dilakukan pada hari Rabu, Lita memperkirakan banyak masyarakat yang enggan pulang hanya untuk sekedar menggunakan hak pilih.

“Kenapa partisipasi pemilih rendah? Salah satu alasannya karena jatuh di hari kerja. Orang malas untuk pulang hanya untuk memilih. Walaupun libur ya tapi tetap saja itu Harpitnas (hari kejepit Nasional). Banyak orang Rangkas yang kerja di Jakarta bilang begini ‘Mening tidur di kosan daripada pulang cuma buat milih’,” ungkap Lita.**Baca juga: Wartawan Korban Pembunuhan di Bogor Warga Catalina Tangerang.

“Nah, ini salah satu tugas berat KPU bagaiamana caranya membuat terobosan agar partisipasi pemilih meningkat,” katanya.(Nda)

Print Friendly, PDF & Email