oleh

21 Negara Bahas Reforma Agraria di Kasepuhan Banten Kidul

image_pdfimage_print

Kabar6-Perwakilan 77 organisasi dunia dari 21 negara akan belajar mengenai reforma agraria di desa adat Kasepuhan Banten Kidul, Lebak, Provinsi Banten.

Beberapa isu yang menjadi fokus mereka yakni pertanahan, reforma agraria, pembangunan perdesaan, masyarakat adat, perempuan, nelayan, HAM dan perubahan iklim.

Para organisasi perwakilan dari organsiasi pembangunan internasional, badan-badan PBB, lembaga pemerintah, akademisi hingga organisasi masyarakat sipil, akan berada di Kasepuhan Karang, di Desa Jagaraksa, Kecamatan Muncang, Kabupaten Lebak, Banten, pada 21-23 September 2018.

“Tema-tema yang dibahas dalam GLF selalu memperdalam masalah di tingkat global yang dihadapi. Solusi yang ditawarkan komunitas global sekaligus memberi ruang alternatif atas jawaban-jawaban yang telah tersedia,” kata Wahyubinatara, perwakilan Rimbawan Muda Indonesia (RMI), sebagai pelaksana kunjungan peserta GLF 2018 ke Kasepuhan Karang, Kamis (6/9/2018).

Nantinya, semua itu akan dibawa ke sebuah forum diskusi Global Land Forum (GLF) yang akan digelar di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat (Jabar) pada 22-27 September 2018.

Dalam pertemuan GLF ke 8 ini, sebelumya pernah berlangsung di berbagai negara, yakni di Roma-Italia (2003), Santa Cruz-Bolivia (2005), Entebbe-Uganda (2007), Kathmandu-Nepal (2009), Tirana-Albania (2011), Antigua-Guatemala (2013), dan terkahir di Dakkar-Senegal (2015).

Tak hanya Kabupaten Lebak, perwakilan dari 21 negara itu pun akan mendatangi Tanjung Karang di Jawa Barat, Pulau Pari di Kepulauan Seribu dan Maros di Sulawesi Selatan.**Baca Juga: Warga Perumahan Adiyasa Resah Aksi Curanmor.

Perwakilan dari berbagai organisasi dunia itu akan tinggal bersama masyarakat dirumah warga. Mereka akan hidup layaknya kehidupan warga di desa Kasepuhan Muncang, sebuah desa adat di Banten Kidul.

“Para delegasi ini akan saling belajar dan berbagi pengalaman, serta mencari solusi mengenai hak atas tanah salah satunya di Kasepuhan Karang,” kata Iti Octavia Jayabaya, Bupati Lebak.(dhi)

Print Friendly, PDF & Email