oleh

176 Anak Penderita Kanker Darah di Kota Tangerang Merana

image_pdfimage_print

Kabar6-Sekitar 529 anak-anak penderita kanker hemofilia atau kanker darah merupakan warga Provinsi Banten. 176 orang di antaranya berdomisili di Kota Tangerang. Namun hingga kini belum ada perhatian serius dari pemerintah daerah setempat.

Ratusan anak penderita kanker tersebut telah merasakan betul manfaat dari Rumah Singgah Amaryllis Kirana. Mereka biasa menginap di sana ketika sedang menjalani perawatan di RSU Kabupaten Tangerang. Bahkan terlihat beberapa anak penderita kanker beserta orang tuanya keluar masuk rumah singgah itu.

Ketua Yayasan Amaryllis Kirana, Asep Ruswiadi mengatakan, yang coba dibantu dari rumah singgah Amaryllis Kirana ialah tingginya biaya transportasi dan akomodasi saat penderita kanker menjalani pengobatan. Harapannya anak maupun keluarga dapat terus semangat menjalani pengobatan.

“Mereka yang jalani perawatan rujukan itu kendalanya dua, transport dan makan. Sementara itu gak ada bantuan dari pemerintah. Mirisnya lagi ada salah satu contoh anak yatim bernama Ilham Ramadhan 4,7 tahun warga Kecamatan Larangan kadang gak bisa berobat karena keterbatasan ekonomi,” ujar Asep saat berbincang dengan Kabar6.com, kemarin.

“Kadang kita jemput dia (Ilham) karena sering tidak datang untuk berobat. Waktu pas kita tanya, tidak adanya biaya transport dan biaya pembelian obat,” tambahnya.

Padahal, kata Asep, pengobatan kanker harus dilakukan berkesinambungan. Jangka waktu sampai bertahun-tahun.

Semua penderita kanker diperkenankan untuk menginap di Rumah Singgah Amaryllis Kirana. Mereka diperkenankan menginap hingga kapanpun.

“Semua penderita kanker boleh tapi kita hanya fokus pada anak-anak. Karena kalau penderita kanker dewasa gak bisa penanganannya disatukan dengan penderita kanker anak-anak,” terangnya.

Selain akomodasi dan transportasi yang ditanggung gratis, Yayasan Amaryllis Kirana juga membantu menyediakan obat-obatan. Jenisnya yang tidak ditanggung oleh BPJS di RS tipe B dengan harga yang lebih murah.

“Kita belikan ke distributor. Kalau harga diluaran Rp 4 juta, kita jual Rp 2,8 juta. Jadi lebih murah. Dan kita juga berikan subsidi untuk obat-obatan,” katanya.

Asep mengeluhkan, hingga kini tidak adanya bantuan dari pemerintah daerah, baik Pemerintah Kota Tangerang maupun Provinsi Banten. Padahal, menurut catatannya, banyak sekali warga Kota Tangerang yang terkena kanker.

Apalagi letak kantor Dinas Kesehatan Kota Tangerang hanya beberapa meter dari rumah singgah.

“Padahal data kita anak penderita kanker itu 176 anak di kota Tangerang. Hampir 20 persen diantaranya sudah dinyatakan sembuh,” terang pria yang telah berusia 50 tahun itu.

Salah satu hal yang paling dibutuhkan, kata Asep, ialah bantuan penyediaan obat-obatan gratis yang tidak di cover oleh BPJS. Belum lagi tingginya biaya operasional bulanan.

“Setiap bulan untuk operasional aja gitu ya, listrik penyediaan makan, oksigen dan lainnya sekitar Rp10 juta. Dan kita saat ini belum ada donatur tetap,” kata Pria Kelahiran Jakarta itu.

Meski begitu, dia bersyukur Pemerintah Kabupaten Tangerang menunjukkan kepeduliannya dengan meminjamkan bangunan yang kini ditempati. Sebelumnya, mereka menyewa sebuah rumah yang juga tak jauh dari RSU Kabupaten Tangerang.

Meski belum memiliki donatur tetap, Asep mengaku tetap bersyukur masih ada donatur-donatur lainnya yang peduli akan anak-anak kanker. Bagi Asep yang dilakukannya sekarang hanyalah sedikit usaha sebagai bekal nantinya diakhirat nanti.

“Disini saya tidak digaji, tidak mencari penghasilan dari sini, semuanya hanya bekal saya jika nanti saya dipanggil tuhan,” tambahnya sambil menatap keoptimisan “Yang terpenting bagi saya tak boleh ada kesedihan dan ketakutan terpancar, sehingga dapat memberikan kebahagiaan kepada anak tersebut,” tegasnya.

Padahal, Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia. SDGs berisi 17 Tujuan dan 169 Target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030 salah satunya kesehatan yang paling fundamental untuk diperhatikan.

**Baca juga: Perumdam TKR Buka Sambungan Langganan Baru di Rajeg.

Walikota Belum Ketahui Jumlah Penderita Kanker

Saat Kabar6.com mengkonfirmasi ke Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah mengatakan, dirinya belum mengetahui jumlah penderita kanker darah tersebut. Namun akan ditanyakan terlebih dahulu ke Dinas Kesehatan.

“Saya gak hapal tuh, nanti saya tanya Dinkes,” katanya

Saat disinggung kembali terkait pendamping penderita kanker tersebut, Arief kembali menegaskan akan mempertanyakan hal itu ke Dinkes. Sebab, kata dia, macam-macam penyakit begitu banyak.

“Makanya nanti saya tanyakan, saya juga tidak tahu, kan penyakit juga banyak banget. Saya juga gak mungkin mengetahui semuanya, makanya saya tanya nanti ke Dinkes ya,” tandasnya. (Oke)

Print Friendly, PDF & Email